ADAB BERGAUL DENGAN SAUDARA DAN TEMAN
Allah
Swt rnemerintahkan kepada kita hendaknya pandai- pandai memilih teman bergaul
dalam kehidupan di dunia dimana hidup tak terulang dan hanya sekali, karena
pengaruh baik dan buruk tergantung dari teman-teman dan sahabatnya, bahkan
tidak jarang kita terbawa dan
terpengaruh
oleh kebiasaan baik maupun kebiasaan buruk mereka. Memilih teman yang baik bisa
menghasilkan surga tetapi bergaul dengan yang buruk menyeret kita ke Neraka. Lihat
sabda Rasulullah.
Artinya:
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Saw. bersabda. "Seseorang itu (sangat)tergantung
dengan agama temannya, maka hendaklah seseorarig (diantaramu)melihat siapa yang
menjadi temannya.
Adab
atau etika bergaul yang benar-benar harus kita perhatikan adalah sebagai
berikut:
1.
Memilih teman bergaul dan bersahabat harus dengan orang yang baik akhlaknya
2.
Hal ini mempertegas pernyataan Rasulullah
Saw. bahwa kita harus pandai memilih dan memilah teman bergaul untuk
kepentingan dunia dan akhirat kita, terkadang adat-istiadat, budaya dan prilaku
seseorang itu saling mempengaruhi.
Abu
Said al-Khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Janganlah
kalian berkawan kecuali dengan seorang mukmin, dan jangan sampai memakan
makananmu kecuali orang yang bertakwa."
Larangan
pertemanan ini mencakup
larangan bersahabat dengan pelaku dosa besar dan orang Yang suka berbuat dosa,
karena mereka melakukan apa yang Allah haramkan. Kepada Allah saja dia berani
maksiat dan melawan apalagi kepada makhluk. Kepada Allah saja yang memberikan
segala kebaikan dan kenikmatan dia ingkar apalagi kepada manusia, kepada Allah
saja tidak amanah apalagi kepada teman-temannya. Berteman dengan mereka akan mendatangkan
kemudharatan pada agama kita. Terlebih lagi larangan bersahabat dengan orang-orang
kafir dan munafik, maka larangan ini lebih
diutamakan. Kita bergaul dengan mereka dalam rangka amar ma'ruf dan nahi munkar
itu hal yang diperbolehkan, dan amar ma'ruf serta nahi munkar kita jika
mendatangkan kemaslahatan maka lanjutkan, akan tetapi jika tak mendatangkan
perubahan apapun pada mereka, meninggalkannya adalah lebih lebih baik lagi.
Adapun sabda Rasulullah saw.
Artinya: "jangan
sampai memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa".
Al Kliatabi
berkata, "Larangan ini berlaku pada makanan undangan, bukan makanan
kebutuhan,
karena Allah
berfirman:
Artinya: Dan mereka
memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang
yang ditawan ".
Dari firman
tersebut membantu manusia yang tertawan oleh kita dari segi makanan pokoknya dan
kebutuhan hidup sehari-harinya adalah wajib, tetangga non muslim yang
kekurangan bahan pokok demi kemanusiaan harus kita bantu, bahkan hams
menunjukkan bahwa kita ini berdakwah ikhlas kepada sesama makhluk dan mencontoh
Rasulullah Saw. sebagai rahmatan lii 'alamiin.
Adapun hadis yang lain
mempertegas lagi adalah sebagai berikut:
Artinya: Rasulullah saw
bersabda: "Perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk
bagaikanpenjual minyak wangi denganpandai besi, bisajadipenjual minyak wangi
itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu akan
mendapatkan bau wanginya, sedangkan pandai besi hanya akan membakar bajumu atau
kamu akan mendapatkan bau tidak sedapnya ".
Jelaslah
kehati-hatian kita memilih sebuah komunitas pergaulan sangat diperlukan bukan
hanya mengatakan saya fleksibel bergaul dengan siapa saja, tetapi berlaku
cerdaslah untuk kepentingan diri kita sendiri agar dunia dan akhirat berhasil. Bahkan
faktor memilih pasangan pun sangat tergantung dari teman yang menjadi teman pergaulannya,
karena biasanya sifat mereka tak jauh berbeda dengan teman-temannya.
Artinya: 'Jauhilah
olehmu si cantik yang beracun! ".Lalu seorang sahabat bertanya.
"Wahai Rasulullah, siapakah si cantik yang beracun itu? ". Rasulullah
saw. menjawab: "Perempuan yang cantik, tetapi hidup dan bergaul dengan temannya
dalam lingkungan yang jahat ". (H.R. Daruquni)
Dari hadis
tersebut bisa kita simpulkan bahwa lingkungan yang tidak baik, besar
kemungkinan dipenuhi oleh kebiasaan, tradisi, dan perilaku yang bertentangan
dengan syariat Islam. Lingkungan masyarakat yang mempunyai tradisi berjudi,
membuka praktik pelacuran, gemar minuman keras, dan melakukan maksiat-maksiat
lainnya, merupakan contoh lingkungan yang tidak baik. Akan tetapi, bisa
dimungkinkan pada lingkungan yang baik ada juga manusia yang perbuatannya tidak
baik. Sebaliknya, di lingkungan yang kurang baik pun kadang masih ada orang
yang baik pula. Oleh karena itu, yang paling penting dari pergaulan adalah
dengan orang yang mempunyai sifat yang baik dan cita-cita akhirat yang baik.
Setelah kalian membaca teks di atas. Klik link di bawah ini untuk mengerjakan tugas kalian
⇩