Wednesday, August 12, 2020

BAB II Bagian 1 Bersuci

 NAJIS DAN TATA CARA MENSUCIKANNYA

Pengertian Najis

Najis النجاسة secara bahasa adalah sesuatu yang menjijikkan atau benda yang kotor di mata manusia. Menurut istilah fikih, najis merupakan kotoran yang wajib untuk menghilangkan dan mensucikannya dengan tata cara yang telah ditentukan.

Mari kita cari persamaan dan perbedaan antara kotor dan najis! Sesuatu yang kotor dan menjijikkan belum tentu dikategorikan sebagai najis. Contoh, pakaian yang penuh dengan keringat dipakai berulang kali tanpa dicuci. Semakin lama keringat yang menempel di baju pakaian berubah menjadi hitam pekat, sehingga warna baju menjadi busam kehitaman, menyengat baunya, dan rasanya menjadi asin bagaikan garam. Meskipun jorok dan menjijikkan, baju tetap dalam keadaan suci.

Sekarang kita bandingkan dengan berak cicak di lantai yang telah mengering, bendanya sudah hilang terbawa angin dan yang ada tinggal bau yang tidak menyengat. Kesan jorok dan jijik sudah tidak ada lagi dari lantai yang terkena kotoran cicak. Namun lantai tetap najis yang harus disucikan.

Najis harus disucikan dengan tata cara yang telah diatur berdasarkan ketentuan fikih. Air yang digunakan juga tidak boleh yang suci namun tidak mensucikan, tetapi harus bersifat mutlak yang suci dan mensucikan. 

Tujuan membersihkan kotoran dan bersuci dari najis juga berbeda. Membersihkan kotoran yang melekat di pakaian supaya menjadi bersih dan sehat. Bersuci dari najis bertujuan agar ibadah yang dilakukan di terima, seperti shalat yang tidak akan diterima di sisi Allah SWT, jika pelakunya tidak dalam keadaan suci. Namun demikian, tanpa menjadi tujuan, mensucikan najis dengan sendirinya juga akan mengantar pelakunya bersih dari kotoran dan berpola hidup sehat. 

Kesimpulannya adalah, ”mensucikan najis sudah pasti menyertakan perbuatan membersihkan kotoran, tetapi membersihkan kotoran belum tentu termasuk bagian dari mensucikan najis”

Dasar-Dasar Hukum Perintah Bersuci

QS. Al-Mudatstsir (74): 4

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

Dan pakaianmu bersihkanlah,


أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ

”Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, orang yang i’tikaf, orang yang ruku’, dan orang yang sujud” 

Agama Islam adalah agama yang sangat peduli terhadap kebersihan umatnya. Bahkan pakaian yang melekat dan dipakai sehari-hari dan tempat-tempat yang digunakan untuk beribadah diperintahkan agar selalu dibersihkan. Jika pakaian dan tempat beribadah diperintahkan Allah SWT untuk dibersihkan, maka badan dan anggota tubuh lebih penting lagi kebersihannya.

Pembagian Najis Ditinjau Dari Penyuciannya

Najis memiliki tiga kategori dan masing-masing memiliki tata cara berbeda untuk mensucikannya

1. Najis Mukhaffafah

Najis Mukhaffafah adalah najis yang diringankan, seperti kencing anak laki-laki yang hanya meminum air susu ibu dan belum berusia dua tahun atau lebih. 

2. Najis Mutawassithah

Najis Mutawassithah merupakan najis yang sedang seperti darah, nanah, air kencing dan bangkai selain anjing dan babi.

3. Najis Mughaladhah

Najis Mughaladhah adalah najis yang diperberat, seperti anjing dan babi. Termasuk najis ini adalah air liur kedua binatang tersebut, darah keduanya, dan anak-anak dari hasil persilangan dengan hewan lainnya. 

Pembagian Najis Ditinjau Dari sifatnya

Dari segi sifatnya kategorikan lagi menjadi dua,

1. Najis ‘Ainiyah adalah najis yang masih dapat dilihat dan dirasakan salah satu atau ketiga sifatnya, baik warna, rasa, dan baunya. 

2. Najis ‘Hukmiyah merupakan najis yang yang sudah hilang warna, rasa, dan baunya karena suatu sebab tertentu, seperti sudah dalam keadaan kering dan hilang tertiup angin atau sudah dibersihkan dengan proses pembersihan yang tidak mengikuti ketetentuan yang berlaku.

Tata Cara Bersuci dari Najis Dengan Air

1. Najis Mukhafafah

Najis Mukhaffafah ’Ainiyah: 

1. Dibersihkan lebih dulu sifatnya, sehingga warna, bau, dan rasa najis tidak lagi kelihatan dan dapat dirasakan 

2. Kemudian air yang suci dan mensucikan dipercikkan ke tempat atau benda yang terkena najis. Air yang dipercikkan harus mengenahi seluruh tempat atau benda yang terkena najis 

3. Air yang dipercikkan tidak disyaratkan hingga mengalir. 


Najis Mukhaffafah Hukmiyah: 

1. Tempat atau benda yang terkena najis dilingkari lebih dulu untuk memastikan pemercikan air secara tepat 

2. Kemudian air yang suci dan mensucikan dipercikkan ke tempat atau benda yang terkena najis dan telah dilingkari. Air yang dipercikkan harus mengenahi seluruh tempat atau benda yang terlingkari 

3. Air yang dipercikkan tidak disyaratkan hingga mengalir. 


2Najis Mutawassithah 

Najis Mutawassithah ’Ainiyah:

1. Dibersihkan lebih dulu sifatnya, sehingga warna, bau, dan rasa najis tidak lagi kelihatan dan dapat dirasakan 

2. Kemudian air yang suci dan mensucikan dialirkan ke tempat atau benda yang terkena najis. Air yang dialirkan harus mengenahi seluruh tempat atau benda yang terkena najis 

3. Air yang disiramkan disyaratkan hingga mengalir. 

Najis Mutawassithah Hukmiyah: 

1. Tempat atau benda yang terkena najis dilingkari lebih dulu untuk memastikan pemercikan air secara tepat 

2. Kemudian air yang suci dan mensucikan disiramkan hingga mengalir ke tempat atau benda yang terkena najis dan telah dilingkari.


3. Najis Mughaladhah

1. Dibersihkan lebih dulu sifatnya, sehingga warna, bau, dan rasa najis tidak lagi kelihatan dan dapat dirasakan. 

2. Menyiramkan air hingga mengalir ke tempat atau benda yang terkena najis sebanyak tujuh kali dan salah satu diantaranya dicampur dengan debu yang suci.

31 comments:

  1. Abdillah Fathul Yaqin kelas 7E absen nomer 01

    ReplyDelete
  2. Kalina rahma sabiyah kelas 7E no 24

    ReplyDelete
  3. Naura Zalfa Kaharani kelas 7E no 34.

    ReplyDelete
  4. Moch Yusril Miftahussurur 7E absen 32

    ReplyDelete
  5. Alhanul Haqqi Ibadurrahman 7F absen 06

    ReplyDelete
  6. Moch.Abrian Wiratama Lambang Saputra 7F absen 26

    ReplyDelete
  7. Aurelia Susanti 7F Absen:08

    ReplyDelete
  8. Ach. Bintang Darmansyah
    7F
    no. absen 01

    ReplyDelete
  9. Alhanul Haqqi Ibadurrahman 7F
    Absen : 06

    ReplyDelete
  10. Salma Khairin Nadia 7F
    Absen:36

    ReplyDelete
  11. Salma Khairin Nadia 7F
    Absen:36

    ReplyDelete
  12. Nama:Achmad fahmi kemal mumtaz
    Kelas:7A
    Absen:01

    ReplyDelete
  13. Nama:ALFA ZAHIRA FAUZIA
    KELAS:7B
    Absen:04

    ReplyDelete
  14. Nama : El Jalaluddin Rumi
    Kelas :7A
    Absen :11

    ReplyDelete
  15. Viqar 'Ammar Zulfa Mulya
    VII-A/39

    ReplyDelete
  16. La Ode Abdullah Syauqi Robbani
    VII-A/19

    ReplyDelete
  17. Talitha Zahra R.A 7A absen 38

    ReplyDelete
  18. Tsania Anggreni Khoirun Nisa/7b/37

    ReplyDelete
  19. Nama: Nailah Jelita Husnul Walad
    No absen: 30
    Kelas: 7A

    ReplyDelete
  20. Insyaallah p saya mengerti materinya

    Muhammad Reygan Nathan J
    No absen 23
    7b

    ReplyDelete
  21. M. Alif Aslam alhaq 7A / no.26

    ReplyDelete