NAJIS DAN TATA CARA MENSUCIKANNYA
Pengertian Najis
Najis النجاسة secara bahasa adalah sesuatu yang menjijikkan atau benda yang kotor di mata manusia. Menurut istilah fikih, najis merupakan kotoran yang wajib untuk menghilangkan dan mensucikannya dengan tata cara yang telah ditentukan.
Mari kita cari persamaan dan perbedaan antara kotor dan najis! Sesuatu yang kotor dan menjijikkan belum tentu dikategorikan sebagai najis. Contoh, pakaian yang penuh dengan keringat dipakai berulang kali tanpa dicuci. Semakin lama keringat yang menempel di baju pakaian berubah menjadi hitam pekat, sehingga warna baju menjadi busam kehitaman, menyengat baunya, dan rasanya menjadi asin bagaikan garam. Meskipun jorok dan menjijikkan, baju tetap dalam keadaan suci.
Sekarang kita bandingkan dengan berak cicak di lantai yang telah mengering, bendanya sudah hilang terbawa angin dan yang ada tinggal bau yang tidak menyengat. Kesan jorok dan jijik sudah tidak ada lagi dari lantai yang terkena kotoran cicak. Namun lantai tetap najis yang harus disucikan.
Najis harus disucikan dengan tata cara yang telah diatur berdasarkan ketentuan fikih. Air yang digunakan juga tidak boleh yang suci namun tidak mensucikan, tetapi harus bersifat mutlak yang suci dan mensucikan.
Tujuan membersihkan kotoran dan bersuci dari najis juga berbeda. Membersihkan kotoran yang melekat di pakaian supaya menjadi bersih dan sehat. Bersuci dari najis bertujuan agar ibadah yang dilakukan di terima, seperti shalat yang tidak akan diterima di sisi Allah SWT, jika pelakunya tidak dalam keadaan suci. Namun demikian, tanpa menjadi tujuan, mensucikan najis dengan sendirinya juga akan mengantar pelakunya bersih dari kotoran dan berpola hidup sehat.
Kesimpulannya adalah, ”mensucikan najis sudah pasti menyertakan perbuatan membersihkan kotoran, tetapi membersihkan kotoran belum tentu termasuk bagian dari mensucikan najis”
Dasar-Dasar Hukum Perintah Bersuci
QS. Al-Mudatstsir (74): 4
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
Dan pakaianmu bersihkanlah,
أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ
”Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, orang yang i’tikaf, orang
yang ruku’, dan orang yang sujud”
Agama Islam adalah agama yang sangat peduli terhadap kebersihan umatnya. Bahkan pakaian yang melekat dan dipakai sehari-hari dan tempat-tempat yang digunakan untuk beribadah diperintahkan agar selalu dibersihkan. Jika pakaian dan tempat beribadah diperintahkan Allah SWT untuk dibersihkan, maka badan dan anggota tubuh lebih penting lagi kebersihannya.
Pembagian Najis Ditinjau Dari Penyuciannya
Najis memiliki tiga kategori dan masing-masing memiliki tata cara berbeda untuk mensucikannya
1. Najis Mukhaffafah
Najis Mukhaffafah adalah najis yang diringankan, seperti kencing anak laki-laki yang hanya meminum air susu ibu dan belum berusia dua tahun atau lebih.
2. Najis Mutawassithah
Najis Mutawassithah merupakan najis yang sedang seperti darah, nanah, air kencing dan bangkai selain anjing dan babi.
3. Najis Mughaladhah
Najis Mughaladhah adalah najis yang diperberat, seperti anjing dan babi. Termasuk najis ini adalah air liur kedua binatang tersebut, darah keduanya, dan anak-anak dari hasil persilangan dengan hewan lainnya.
Pembagian Najis Ditinjau Dari sifatnya
Dari segi sifatnya kategorikan lagi menjadi dua,
1. Najis ‘Ainiyah adalah najis yang masih dapat dilihat dan dirasakan salah satu atau ketiga sifatnya, baik warna, rasa, dan baunya.
2. Najis ‘Hukmiyah merupakan najis yang yang sudah hilang warna, rasa, dan baunya karena suatu sebab tertentu, seperti sudah dalam keadaan kering dan hilang tertiup angin atau sudah dibersihkan dengan proses pembersihan yang tidak mengikuti ketetentuan yang berlaku.
Tata Cara Bersuci dari Najis Dengan Air
1. Najis Mukhafafah
Najis Mukhaffafah ’Ainiyah:
1. Dibersihkan lebih dulu sifatnya, sehingga warna, bau, dan rasa najis tidak lagi kelihatan dan dapat dirasakan
2. Kemudian air yang suci dan mensucikan dipercikkan ke tempat atau benda yang terkena najis. Air yang dipercikkan harus mengenahi seluruh tempat atau benda yang terkena najis
3. Air yang dipercikkan tidak disyaratkan hingga mengalir.
Najis Mukhaffafah Hukmiyah:
1. Tempat atau benda yang terkena najis dilingkari lebih dulu untuk memastikan pemercikan air secara tepat
2. Kemudian air yang suci dan mensucikan dipercikkan ke tempat atau benda yang terkena najis dan telah dilingkari. Air yang dipercikkan harus mengenahi seluruh tempat atau benda yang terlingkari
3. Air yang dipercikkan tidak disyaratkan hingga mengalir.
2. Najis Mutawassithah
Najis Mutawassithah ’Ainiyah:
1. Dibersihkan lebih dulu sifatnya, sehingga warna, bau, dan rasa najis tidak lagi kelihatan dan dapat dirasakan
2. Kemudian air yang suci dan mensucikan dialirkan ke tempat atau benda yang terkena najis. Air yang dialirkan harus mengenahi seluruh tempat atau benda yang terkena najis
3. Air yang disiramkan disyaratkan hingga mengalir.
Najis Mutawassithah Hukmiyah:
1. Tempat atau benda yang terkena najis dilingkari lebih dulu untuk memastikan pemercikan air secara tepat
2. Kemudian air yang suci dan mensucikan disiramkan hingga mengalir ke tempat atau benda yang terkena najis dan telah dilingkari.
3. Najis Mughaladhah
1. Dibersihkan lebih dulu sifatnya, sehingga warna, bau, dan rasa najis tidak lagi kelihatan dan dapat dirasakan.
2. Menyiramkan air hingga mengalir ke tempat atau benda yang terkena najis sebanyak tujuh kali dan salah satu diantaranya dicampur dengan debu yang suci.
Abdillah Fathul Yaqin kelas 7E absen nomer 01
ReplyDeleteKalina rahma sabiyah kelas 7E no 24
ReplyDeleteNaura Zalfa Kaharani kelas 7E no 34.
ReplyDeleteMoch Yusril Miftahussurur 7E absen 32
ReplyDeleteAlhanul Haqqi Ibadurrahman 7F absen 06
ReplyDeleteShafiyyah Hasna Rahman 7F
ReplyDeleteAbsen : 37
Moch.Abrian Wiratama Lambang Saputra 7F absen 26
ReplyDeleteAurelia Susanti 7F Absen:08
ReplyDeleteAch. Bintang Darmansyah
ReplyDelete7F
no. absen 01
Alhanul Haqqi Ibadurrahman 7F
ReplyDeleteAbsen : 06
Dias bagus patmadi 7f no.10
ReplyDeleteSalma Khairin Nadia 7F
ReplyDeleteAbsen:36
Salma Khairin Nadia 7F
ReplyDeleteAbsen:36
11. Bilbina Qurota Ayunin 7 E
ReplyDeletesemua diterima
ReplyDeleteMelati putri maharani 7A
ReplyDeleteNama:Achmad fahmi kemal mumtaz
ReplyDeleteKelas:7A
Absen:01
Nama:ALFA ZAHIRA FAUZIA
ReplyDeleteKELAS:7B
Absen:04
Nama : El Jalaluddin Rumi
ReplyDeleteKelas :7A
Absen :11
Viqar 'Ammar Zulfa Mulya
ReplyDeleteVII-A/39
La Ode Abdullah Syauqi Robbani
ReplyDeleteVII-A/19
Talitha Zahra R.A 7A absen 38
ReplyDeletearif fajar rahmad 78 absen 7
ReplyDeletearif fajar rahmat 7B absen 7
ReplyDeleteTsania Anggreni Khoirun Nisa
ReplyDeleteTsania Anggreni Khoirun Nisa/7b/37
ReplyDeleteDiterima semua
ReplyDeleteNama: Nailah Jelita Husnul Walad
ReplyDeleteNo absen: 30
Kelas: 7A
Insyaallah p saya mengerti materinya
ReplyDeleteMuhammad Reygan Nathan J
No absen 23
7b
M. Alif Aslam alhaq 7A / no.26
ReplyDeleteM.Qiyas Ilyasa' 7A/28
ReplyDelete